Sekilas Mengenai Cingkrik Goning
Di tiap-tiap daerah di Indonesia ada tokoh-tokoh pencak silat yang ternama. Salah satu tokoh silat Cingkrik ini diantaranya adalah Ki Pitung yang menjadi legenda di kalangan masyarakat Betawi. Ki Pitung bagi masyarakat Betawi adalah pendekar dan pahlawan pembela kaum lemah dari kesewenang-wenangan penjajah Belanda dan antek-anteknya.
Ki Pitung beliau belajar pencak silat dari seorang haji yang berasal dari daerah Menes di Banten Jawa Barat. Beliau menyebar-luaskan pencak silat cingkrik Betawi ini ke daerah Marunda dan ke daerah Rawa Belong Kebon Jeruk serta daerah Jakarta dan sekitarnya.
Kong Goning (Almarhum)
Tentang Ki Goning, nama aslinya adalah Ainin Bin Urim. Beliau lahir sekitar tahun 1895 dan meninggal sekitar tahun 1975 pada umur 80 tahun. Beliau sering dipanggil “Nin” (berubah bunyi menjadi “Ning”) dan ditambah di depan kata Ning leh orang-orang dengan bahasa Betawi yaitu dengan kata ejekan “Go” maka menjadi “Goning”.
Ki Goning atau lebih akrab dipanggil Kong Goning adalah seorang pejuang serta pewaris dan penerus silat Cingkrik Betawi yang cukup termasyur sehingga murid-murid beliau menisbahkan ilmu silat Cingkrik yang diterimanya kepada nama beliau sehingga dikenallah “Cingkrik Goning”.
Menurut penjelasan dari Haji Husien (amak kedua dari Kong Goning), bahwa beliau sering pergi ke daerah Marunda (Cilincing Tanjung Priok) tempat dimana Ki Pitung jaya pada zamannya. Beliau pulang ke Kedoya dari Marunda 2, 3 sampai 4 hari lamanya (tidak dijelaskan apa tujuannya).
Kong Goning mempunyai 4 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan. Nama anak laki-laki beliau adalah :
1. Kosim (Almarhum)
2. Haji Husien
3. Haji Sa’adih
4. Hasan Jago/Mandor (Almarhum)
Di daerah Kedoya, pencak silat Cingkrik Betawi ada 2 macam aliran, yaitu:
1. Aliran silat Cingkrik Betawi Sinan dengan ciri gerakan jurus pendek-pendek.
2. Aliran silat Cingkri Betawi Goning dengan ciri gerakan jurus panjang dan lebar.
Babe Usup Utai (Almarhum)
Babe Usup Utai, beliau adalah murid dari Kong Goning. Beliau lahir sekitar tahun 1927 serta meninggal sekitar tahun 1993 pada umur 66 tahun.
TB. Bambang Sudrajat
TB. Bambang Sudrajat adalah murid dan menantu dari Babe Usup Utai sekaligus merupakan pewaris dan penerus dari aliran silat Cingkrik Goning melalaui jalur keilmuan Babe Usup Utai.
Menjelang meninggalnya, Babe Usup Utai memanggil TB. Bambang Sudrajat dan meminta kesanggupan TB. Bambang Sudrajat untuk meneruskan tongkat pewarisan ilmu silat Cingkrik Goning ini dan berwasiat supaya ilmu silat Cingkrik Goning ini supaya dijaga kelestariannya jangan sampai “Mati Obor”.
Demikian sejarah singkat mengenai asal-usul Perguruan Silat Cingkrik Goning ini, dan mudah-mudahan menambah wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kita semua.
Sumber : http://cingkrikgoning.wordpress.com/about/
Sejarah Cingkrik Goning
Seorang pria mengayunkan golok di tangannya dengan sekuat tenaga, berusaha untuk melukai pria lain di hadapannya. Tiba-tiba, sebelum mata sempat melihat dengan seksama, si pria pemegang golok malah jatuh tersungkur akibat terkena tangkisan lawannya.
Aksi di atas hanyalah latihan yang dilakukan di aula Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, beberapa waktu lalu. Dan pria yang berhasil menghela serangan tadi tak lain adalah Tubagus Bambang Sudrajat, guru besar silat asli dari Betawi.
”Cingkrik goning adalah aliran silat yang mengandalkan kecepatan. Tidak ada hitungan satu, dua, tiga seperti bela diri lain. Yang ada hanya hitungan satu, dan lawan sudah harus jatuh,” ujar Bambang, menjelaskan seputar ilmu silat cingkring goning yang ditekuninya.
Ruangan terbuka seluas 10×10 meter persegi, yang letaknya di dalam kompleks padepokan silat TMII itu, setiap Sabtu pagi diramaikan oleh para pecinta silat. Ada para peserta cingkrik goning yang sedang berlatih, anggota forum silat yang asyik mengobrol, bahkan para pengemar silat lainnya yang hanya datang untuk menonton atau berbagi cerita.
”Disini memang pusat latihan cingkrik goning, maka semua orang bisa mencari kami disini setiap Sabtu,” sahut Bambang.
Wasiat
Nama cingkrik tercetus karena beberapa gerakan utama dalam silat ini menggunakan satu kaki untuk berlompatan. Nah, lantaran orang Betawi biasa menyebutnya jejingkrikan, maka silat ini kemudian disebut jingkrik atau cingkrik.
Dalam perjalanannya, cingkrik kemudian terbagi dua, menjadi cingkrik sinan dan cingkrik goning. Perbedaan yang paling mencolok dalam duo cingkrik ini adalah, dalam cingkrik sinan, setiap ‘permainan’ menggunakan tenaga dalam atau tenaga gaib.
”Sementara cingkrik goning merupakan silat yang murni menggunakan teknik fisik semata,” tambah Bambang.
Seseorang bernama Ainin bin Urim yang biasa dipanggil Engkong Goning-lah yang mendiirikan aliran ini. Orang yang lahir di 1895 dan wafat pada 1975 ini mengajarkan ilmu silat goning di Rawa Belong, Kebon Jeruk dan Jembatan Dua. ”Tidak ada yang tahu dari mana Engkong Goning mendapatkan ilmunya,” kata Bambang.
Ilmu cingkrik ini, menurut Bambang, ia dapatkan dari salah satu murid Engkong Goning, Usup Utai, yang juga mertuanya. Sambil menyender dengan santai, Bambang mengenang wasiat terakhir Usup Utai sebelum meninggal di tahun 1993.
”Saya dipanggil dan diberikan pesan untuk melanjutkan ilmu silat ini, Usup Utai berkata agar silat ini jangan sampai mati obor,” katanya.
Dijelaskan, untuk menguasai ilmu warisan leluhur ini, seseorang harus menguasai empat tahapan. Tahap pertama yaitu menguasai 12 jurus dasar cingkrik goning. Kedua, belajar sambut, ketiga mempelajari aplikasi dari 12 jurus dasar yaitu 80 bantingan khas cingkrik goning, dan yang terakhir adalah jual beli atau sparring.
Keahlian bela diri ini menjadi menarik karena diidentikan dengan kisah Bang Pitung, seorang tokoh jagoan
Betawi tempo dulu. Ditambah lagi dengan gerakan-gerakan yang mengandalkan kelenturan dan kecepatan.
”Kebutuhan untuk membela diri sekarang ini cukup tinggi, karena maraknya kejahatan di tengah-tengah kita,” kata Bambang.
Seperti bela diri lainnya, cingkrik goning juga mengaplikasi sistem tingkatan, yang tertinggi adalah saat seorang pesilat mendapatkan sabuk merah dengan lima strip. Untuk mencapai tingkatan tersebut memakan waktu maksimal 7 tahun. Bambang sendiri belajar sejak usianya masih 11 tahun, dan mulai mengajarkan ilmu warisan leluhur ini di usia 30 hingga kini di usianya yang sudah 54 tahun.
Kendala SDM
Kehidupannya sehari-hari pun disibukkan dengan menurunkan ilmu warisan ini di berbagai tempat. ”Padepokan silat TMII, Pondok Cabe, Ponpes Darul Ikhsan dan Darul Hikam, serta berbagai tempat yang meminta pengajaran privat,” ujarnya sambil tersenyum.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti cingkrik goning di Padepokan Silat TMII adalah Rp 20 ribu setiap kali datang, dengan frekuensi latihan satu kali seminggu. Sedangkan untuk latihan di Candradimuka Martial Art adalah sebesar Rp 200 ribu per bulan dan kelas privat di rumah peserta, seseorang harus merogoh kocek sebanyak Rp 500.000 per bulan, untuk dua jam latihan setiap sepekan sekali.
”Sebenarnya guru silat enggan memungut bayaran, karena tujuan kami adalah menurunkan ilmu agar tidak punah di kemudian hari,” tandasnya. Namun, bagaimana pun, mereka tetap membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari karena tidak ada pihak yang bisa menjamin kesejahteraan seorang pahlawan pelestari kebudayaan.
Untuk tetap melestarikan seni bela diri versi lokal ini, Bambang mengaku mengalami banyak kesulitan, salah satunya adalah sumber daya manusia. Diungkapkan bahwa hingga kini anggotanya hanya berjumlah kurang dari 50 orang. ”Malah yang berhasil mencapai tingkatan tertinggi baru dua orang, mereka saya jadikan asisten,” katanya. Maka dalam rangka menyosialisasikan cingkrik goning, Bambang bergabung dalam FP2STI.
Dia juga berharap, pemerintah lebih memerhatikan keberlangsungan cingkrik goning yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan visit Indonesia ini. ”Sebenarnya kami juga berminat untuk melatih aparat keamanan Negara, namun ya itu tadi masalahnya, kami kekurangan tenaga pengajar yang kompeten,” tambah pria kelahiran Bengkulu ini.
Hingga kini, usia tua bagi Bambang bukan hambatan untuk terus melatih dan menurunkan ilmu warisan dari gurunya. Demi satu tujuan, ”Agar cingkrik goning, sebagai salah satu kebudayaan tradisional Indonesia tidak musnah dimakan jaman,” katanya. c88
http://www.republika.co.id/koran/14/12749.html
Koleksi Video Silat Cingkrik Goning
1. Jurus Ke-7
2.Application 1
3. Application 2
Koleksi Foto Silat Cingkrik Goning
1.
2.
3.
Sumber : http://cingkrikgoning.wordpress.com/galeri/
Daftar Pengurus Cingkrik Goning
KURIKULUM PELATIHAN
Materi pelajaran terdiri dari 3 tahapan :
1. Mempelajari jurus-jurus 1 s/d 12
2. Mempelajari ISI atau SAMBUT jurus 1 s/d 12 bantingan dan kuncian
3. Mempelajari JUAL + BELI bantingan dan kuncian
Adapun untuk tingkatan-tingkatan sabuk/ban ikat pinggang dalam perguruan silat Cingkrik Goning terdiri dari :
1. DASAR PUTIH, mempelajari dan menyelesaikan jurus-jurus/kembang 1 s/d 12.
2. KUNING, menyelesaikan dan mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, ada 9 (sembilan) cepat & tepat,
3. HIJAU, menyelesaikan dan mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu & dua ada 12 bantingan cepat & tepat.
4. BIRU, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua dan tiga ada 18 bantingan, cepat & tepat.
5. COKLAT, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga dan empat ada 21 bantingan, cepat & tepat.
6. MERAH POLOS, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat dan lima ada 24 bantingan, cepat & tepat.
7. MERAH STRIP I, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima dan enam ada 26 bantingan, cepat & tepat.
8. MERAH STRIP II, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam dan tujuh ada 43 bantingan, cepat & tepat.
9. MERAH STRIP III, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh dan delapan ada 45 bantingan, cepat & tepat.
10. MERAH STRIP IV, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan dan sembilan ada 50 bantingan temasuk pancer bawah, cepat & tepat.
11. MERAH STRIP V, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/teknik global bantingan dari jurus 10, 11 dan 12 (teknik mengejar lawan), cepat & tepat.
Keseluruhan ISI/SAMBUT dengan global bantingan diatas selesai dengan catatan hanya menerima pukulan lawan saja dari A sampai dengan Z.
12. MERAH STRIP VI & VII
Tingkatan lanjut yang merupakan tingkatan tertinggi dalam kurikulum silat Cingkrik Goning yaitu mempelajari JUAL BELI TEKNIK CINGKRIK guna menjaga apabila bertemu lawan yang memiliki ilmu bela diri Cingkrik pula.
JUAL BELI : adalah memukul dan membanting lawan kita (kita yang memukul kita yang dapat) serta tambahan dari Guru Besar/Pewaris Akhir berpotensi global 80 bantingan hasil dari pengalaman-pengalaman berkelana berhak memakai sabuk/ban ikat pinggang “MERAH STRIP VI & VII” yang merupakan tingkat tertinggi, silahkan guru besar membuka pintu untuk jalan menuju kebenaran dan mengembangkan warisan ini disertai do’a yang ikhlas.
Aksi di atas hanyalah latihan yang dilakukan di aula Padepokan Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, beberapa waktu lalu. Dan pria yang berhasil menghela serangan tadi tak lain adalah Tubagus Bambang Sudrajat, guru besar silat asli dari Betawi.
”Cingkrik goning adalah aliran silat yang mengandalkan kecepatan. Tidak ada hitungan satu, dua, tiga seperti bela diri lain. Yang ada hanya hitungan satu, dan lawan sudah harus jatuh,” ujar Bambang, menjelaskan seputar ilmu silat cingkring goning yang ditekuninya.
Ruangan terbuka seluas 10×10 meter persegi, yang letaknya di dalam kompleks padepokan silat TMII itu, setiap Sabtu pagi diramaikan oleh para pecinta silat. Ada para peserta cingkrik goning yang sedang berlatih, anggota forum silat yang asyik mengobrol, bahkan para pengemar silat lainnya yang hanya datang untuk menonton atau berbagi cerita.
”Disini memang pusat latihan cingkrik goning, maka semua orang bisa mencari kami disini setiap Sabtu,” sahut Bambang.
Wasiat
Nama cingkrik tercetus karena beberapa gerakan utama dalam silat ini menggunakan satu kaki untuk berlompatan. Nah, lantaran orang Betawi biasa menyebutnya jejingkrikan, maka silat ini kemudian disebut jingkrik atau cingkrik.
Dalam perjalanannya, cingkrik kemudian terbagi dua, menjadi cingkrik sinan dan cingkrik goning. Perbedaan yang paling mencolok dalam duo cingkrik ini adalah, dalam cingkrik sinan, setiap ‘permainan’ menggunakan tenaga dalam atau tenaga gaib.
”Sementara cingkrik goning merupakan silat yang murni menggunakan teknik fisik semata,” tambah Bambang.
Seseorang bernama Ainin bin Urim yang biasa dipanggil Engkong Goning-lah yang mendiirikan aliran ini. Orang yang lahir di 1895 dan wafat pada 1975 ini mengajarkan ilmu silat goning di Rawa Belong, Kebon Jeruk dan Jembatan Dua. ”Tidak ada yang tahu dari mana Engkong Goning mendapatkan ilmunya,” kata Bambang.
Ilmu cingkrik ini, menurut Bambang, ia dapatkan dari salah satu murid Engkong Goning, Usup Utai, yang juga mertuanya. Sambil menyender dengan santai, Bambang mengenang wasiat terakhir Usup Utai sebelum meninggal di tahun 1993.
”Saya dipanggil dan diberikan pesan untuk melanjutkan ilmu silat ini, Usup Utai berkata agar silat ini jangan sampai mati obor,” katanya.
Dijelaskan, untuk menguasai ilmu warisan leluhur ini, seseorang harus menguasai empat tahapan. Tahap pertama yaitu menguasai 12 jurus dasar cingkrik goning. Kedua, belajar sambut, ketiga mempelajari aplikasi dari 12 jurus dasar yaitu 80 bantingan khas cingkrik goning, dan yang terakhir adalah jual beli atau sparring.
Keahlian bela diri ini menjadi menarik karena diidentikan dengan kisah Bang Pitung, seorang tokoh jagoan
Betawi tempo dulu. Ditambah lagi dengan gerakan-gerakan yang mengandalkan kelenturan dan kecepatan.
”Kebutuhan untuk membela diri sekarang ini cukup tinggi, karena maraknya kejahatan di tengah-tengah kita,” kata Bambang.
Seperti bela diri lainnya, cingkrik goning juga mengaplikasi sistem tingkatan, yang tertinggi adalah saat seorang pesilat mendapatkan sabuk merah dengan lima strip. Untuk mencapai tingkatan tersebut memakan waktu maksimal 7 tahun. Bambang sendiri belajar sejak usianya masih 11 tahun, dan mulai mengajarkan ilmu warisan leluhur ini di usia 30 hingga kini di usianya yang sudah 54 tahun.
Kendala SDM
Kehidupannya sehari-hari pun disibukkan dengan menurunkan ilmu warisan ini di berbagai tempat. ”Padepokan silat TMII, Pondok Cabe, Ponpes Darul Ikhsan dan Darul Hikam, serta berbagai tempat yang meminta pengajaran privat,” ujarnya sambil tersenyum.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti cingkrik goning di Padepokan Silat TMII adalah Rp 20 ribu setiap kali datang, dengan frekuensi latihan satu kali seminggu. Sedangkan untuk latihan di Candradimuka Martial Art adalah sebesar Rp 200 ribu per bulan dan kelas privat di rumah peserta, seseorang harus merogoh kocek sebanyak Rp 500.000 per bulan, untuk dua jam latihan setiap sepekan sekali.
”Sebenarnya guru silat enggan memungut bayaran, karena tujuan kami adalah menurunkan ilmu agar tidak punah di kemudian hari,” tandasnya. Namun, bagaimana pun, mereka tetap membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari karena tidak ada pihak yang bisa menjamin kesejahteraan seorang pahlawan pelestari kebudayaan.
Untuk tetap melestarikan seni bela diri versi lokal ini, Bambang mengaku mengalami banyak kesulitan, salah satunya adalah sumber daya manusia. Diungkapkan bahwa hingga kini anggotanya hanya berjumlah kurang dari 50 orang. ”Malah yang berhasil mencapai tingkatan tertinggi baru dua orang, mereka saya jadikan asisten,” katanya. Maka dalam rangka menyosialisasikan cingkrik goning, Bambang bergabung dalam FP2STI.
Dia juga berharap, pemerintah lebih memerhatikan keberlangsungan cingkrik goning yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan visit Indonesia ini. ”Sebenarnya kami juga berminat untuk melatih aparat keamanan Negara, namun ya itu tadi masalahnya, kami kekurangan tenaga pengajar yang kompeten,” tambah pria kelahiran Bengkulu ini.
Hingga kini, usia tua bagi Bambang bukan hambatan untuk terus melatih dan menurunkan ilmu warisan dari gurunya. Demi satu tujuan, ”Agar cingkrik goning, sebagai salah satu kebudayaan tradisional Indonesia tidak musnah dimakan jaman,” katanya. c88
http://www.republika.co.id/koran/14/12749.html
Koleksi Video Silat Cingkrik Goning
1. Jurus Ke-7
2.Application 1
3. Application 2
Koleksi Foto Silat Cingkrik Goning
1.
2.
3.
Sumber : http://cingkrikgoning.wordpress.com/galeri/
Daftar Pengurus Cingkrik Goning
JABATAN | NAMA |
Guru Besar | TB. Bambang Sudrajat |
Dewan Guru | Lutfi |
Deddy | |
Wildan | |
Pembina Pusat | Drs. Burlian Safei |
Ir. Edison | |
Hasan Bin Tahir | |
Drs. Ateng Sadela | |
Inspektur Pol. TB Benny S.,SH | |
Ketua Umum | Deddy Suryadi Salim, MBA |
Ketua Harian | H. Aceng Sasmita |
Sekretaris Umum | Lutfi |
Sekretaris I | Ir. Rudi Hendrawan, M.M |
Sekretaris II | Atta |
Bendahara Umum | H. Kusnandar, S.E |
Bendahara I | Tonny |
Bendahara II | Lutfi C |
Bendahara III | Ery N |
Humas | Rozzy |
Yudhi H. | |
Ronny Z.S | |
Sukarno | |
Dewan Kader | Rahmat |
Maman | |
Website | cingkrikgoning.wordpress.com |
cingkrikgoning@gmail.com |
KURIKULUM PELATIHAN
Materi pelajaran terdiri dari 3 tahapan :
1. Mempelajari jurus-jurus 1 s/d 12
2. Mempelajari ISI atau SAMBUT jurus 1 s/d 12 bantingan dan kuncian
3. Mempelajari JUAL + BELI bantingan dan kuncian
Adapun untuk tingkatan-tingkatan sabuk/ban ikat pinggang dalam perguruan silat Cingkrik Goning terdiri dari :
1. DASAR PUTIH, mempelajari dan menyelesaikan jurus-jurus/kembang 1 s/d 12.
2. KUNING, menyelesaikan dan mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, ada 9 (sembilan) cepat & tepat,
3. HIJAU, menyelesaikan dan mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu & dua ada 12 bantingan cepat & tepat.
4. BIRU, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua dan tiga ada 18 bantingan, cepat & tepat.
5. COKLAT, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga dan empat ada 21 bantingan, cepat & tepat.
6. MERAH POLOS, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat dan lima ada 24 bantingan, cepat & tepat.
7. MERAH STRIP I, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima dan enam ada 26 bantingan, cepat & tepat.
8. MERAH STRIP II, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam dan tujuh ada 43 bantingan, cepat & tepat.
9. MERAH STRIP III, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh dan delapan ada 45 bantingan, cepat & tepat.
10. MERAH STRIP IV, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/kembang 1 s/d 12 ditambah buah isi sambut bantingan pada jurus satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan dan sembilan ada 50 bantingan temasuk pancer bawah, cepat & tepat.
11. MERAH STRIP V, menyelesaikan/mempelajari jurus-jurus/teknik global bantingan dari jurus 10, 11 dan 12 (teknik mengejar lawan), cepat & tepat.
Keseluruhan ISI/SAMBUT dengan global bantingan diatas selesai dengan catatan hanya menerima pukulan lawan saja dari A sampai dengan Z.
12. MERAH STRIP VI & VII
Tingkatan lanjut yang merupakan tingkatan tertinggi dalam kurikulum silat Cingkrik Goning yaitu mempelajari JUAL BELI TEKNIK CINGKRIK guna menjaga apabila bertemu lawan yang memiliki ilmu bela diri Cingkrik pula.
JUAL BELI : adalah memukul dan membanting lawan kita (kita yang memukul kita yang dapat) serta tambahan dari Guru Besar/Pewaris Akhir berpotensi global 80 bantingan hasil dari pengalaman-pengalaman berkelana berhak memakai sabuk/ban ikat pinggang “MERAH STRIP VI & VII” yang merupakan tingkat tertinggi, silahkan guru besar membuka pintu untuk jalan menuju kebenaran dan mengembangkan warisan ini disertai do’a yang ikhlas.
terjawab sudah bagai mana cara hasilkan uang melalu facebook, cara nya kunjungi dan segeralah bergabung di web replika di bawah ini kemudian>order>isi data formulirnya,daftar dan kami akan membimbing anda sampai sukses.daftar GRATIS !!
BalasHapushttp://www.bisnisfacebooker.com/?id=alpiyan
yang saya tahu silat leluhur dari si pitung itu sendiri adalah Kebo gupak bukan cingkrik. sepertinya cingkrik itu sendiri juga harus di kupas kulitnya biar lebih ketemu asal muasalnya.
BalasHapussalam